Kamis, 09 Februari 2012

Bingkisan Manis dari Yaman Sebuah fatwa menyingkap kedustaan perjalanan mencari ilmu sihir ( meraga sukma )

Wahai saudaraku …… dalam rangka saling nasehat menasehati karena Allah, dan memberikan perlawanan kepada para dukun, dengan ini ku hadiahkan sebuah fatwa dari salah seorang syaikh senior di darul hadist dammaj yaman. Yang telah ditanyakan kepada beliau tentang seorang dukun yang menceritakan perjalanannya mencari ilmu sihir dengan anggapan ruhnya bisa keluar dari jasadnya dan bertemu jin.

Berkata Asy – Syaikh Abul Hasan Ali Bin Ahmad Bin Hasan Ar – Raazihy Hafidzahullah

Perkataan penanya dalam soal pertama : “ Bahwasannya di tempat anda, ada seorang yang belajar sihir dan mengaku bahwa ruhnya dapat keluar dari jasadnya kemudian dapat bertemu dengan jin “

Permintaan Penanya adalah penjelasan tentang bathilnya perkataan ini

Yang pertama : Sihir secara etimologi (bahasa) adalah sesuatu yang merambat, lembut dan tidak diketahui sebabnya. Adapun menurut istilah berupa berbentuk jimat-jimat dan mantra-mantra serta ikatan buhul yang dapat mempengaruhi hati, akal serta badan, akal pun menjadi tumpul dan timbul pada hatinya rasa senang dan marah, pikirannya pun menjadi kacau, dan raganya menjadi sakit.

Dan sihir terbagi menjadi dua macam.

Yang Pertama : Sihir dalam bentuk mantra-mantra atau jimat – jimat yang menggunakan syaithan

Yang Kedua : Sihir dalam bentuk obat – obatan atau tumbuh-tumbuhan yang diolah menjadi obat. Macam kedua ini terdapat perbedaan pendapat tentang hukumnya.

Adapun yang penanya sebutkan bahwa dia mengaku ruhnya dapat keluar dari jasadnya kemudian bertemu dengan jin maka yang demikian ini termasuk bentuk sihir yang pertama dan hukum mempelajarinya adalah kufur. Sebagaimana Allah telah berfirman:

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآَخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ (البقرة:102)

Artinya: “ Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh Syaithan – Syaithan pada masa kerajaan Sulaiman dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir padahal Sulaiman tidaklah kafir ( tidak mengerjakan sihir ) hanya Syaithan itulah yang kafir ( mengerjakan sihir ) mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat dinegri babil yaitu Harut dan Marut sedang keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang pun sbelum mengatakan: sesungguhnya kami hanyalah cobaan sebab itu janganlah kamu kafir.” ( QS : Al Baqoroh 102 )

Dan macam sihir ini ( yang menggunakan syaithan ), tidaklah si tukang sihir sempurna dalam ilmu sihirnya, sampai ia menjadi kafir kepada Allah dan menjadikan jin dan syaithan sekutu bagi Allah. Ketika bertambah kekufurannya maka bertambahlah pelayanan syaithan kepadanya.

Kemudian si penanya menyebutkan pula bahwasannya ia (tukang sihir) belajar sihir dan hukumnya telah kami sebutkan. Yakni kufur terhadap Allah Ta’ala sebagaimana dalil yang telah lewat.

Adapun pengakuan keluarnya ruh dari jasadnya adalah pengakuan dusta karena ruh berkaitan dengan jasad apabila ruh itu berpisah dengan jasad matilah orang tersebut, sebagaimana hadits Ummu Salamah Radliallahu ’Anha bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “ Sesungguhnya ruh bila dicabut, pandangan matanya pun mengikuti nya ( melotot ), adapun dalam keadaan tidur terjadi perpisahan antara ruh dan jasad secara nisbi (sementara), hal ini dapat diambil contoh ketika ia mimpi maka ia merasakan riang gembira, gundah gulana serta rasa sakit, kalau seandainya ruh itu tidak berpisah dari jasadnya ( ketika tidur ) maka ia akan merasakan sesuatu dalam badannya ketika bangun.

Dan firman Allah:

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى (الزمر: 42)

Artinya: “Allah memegang jiwa ( orang ) ketika matinya dan memegang jiwa ( orang ) yang belum mati di waktu tidur, maka Dia tahan jiwa orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang telah ditentukan.” ( QS: Az Zumar : 42 )

Berkata Ibnu ‘Adil Al Hanbaly dalam kitabnya Al Lubab ( 16 / 519 – 520 ) : “ Yang dimaksud dalam ayat : “ memegang jiwa yang belum mati “ lafadz “ mati ” dalam keadaan tidur yang dimaksud adalah jiwa yaitu akal dan panca indra

Dan setiap manusia memiliki dua jiwa:

Yang pertama :Jiwa yang berkaitan dengan kehidupan maka bila jiwa ini berpisah tibalah ajalnya dan sirnalah kehidupannya dengan dicabutnya jiwa tersebut

Yang Kedua : Jiwa yang berpisah ketika dalam keadaan tidur maka ia dapat bernafas ketika bangkit dari tidurnya.

Adapun yang dimaksud dengan ayat ini “ dan Allah memegang jiwa orang matinya“ yakni tidak dikembalikan ruhnya tersebut kedalam jasadnya.

“ Dan Allah melepaskan jiwa yang lain“yaitu di kembalikan kepada jasadnya karena ajalnya belum tiba.

“ Sampai waktu yang ditentukan“ yaitu waktu kematiannya.

Saya katakan: ( Syaikh ‘Ali Ar – Rozihy ) Ruh seorang hamba tidaklah berpisah dari jasadnya kecuali bila datang saat ajalnya. Adapun ketika tidur berpisah ruh dari jasadnya adalah berpisah nisbi namun ruh itu tetap bergantung kepada jasad dan ini jelas lagi nampak.

Maka perkataan dan pengakuan bahwa ruhnya keluar dari jasadnya dan bertemu dengan jin adalah pengakuan dusta. Kalau seandainya ruh itu keluar maka itulah kematiannya. Akan tetapi ia ( tukang sihir ) masih hidup sebagaimana yang tertera dalam pertanyaan.

Demikian juga kalau seandainya dalam keadaan tidur maka jasad tidak dapat memiliki kemampuan ( bertemu dengan jin dan lain-lain ) ketika ruh berpisah secara nisbi dari jasad tersebut sebagaimana dalam penjelasan yang telah lewat.

Akan tetapi jangan-jangan orang tersebut kemasukan jin dan dibisiki dengan angan-angan. Wallahu ‘Alam.(Di terjemahkan oleh saudara dan sahabatku Fillah, Al – Akh Abul Fida’ Tsabit Al – Berebesy)

http://tauhiddansyirik.wordpress.com/2009/01/29/bingkisan-manis-dari-yaman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar