Rabu, 08 Februari 2012

HADITS: PERUMPAMAAN AHLUL BAITKU SEPERTI KAPAL NABI NUH…(BAGIAN 2)


مَثَلُ أَهْلِ بَيْتِي مَثَلُ سَفِيْنَةِ نُوْحٍ مَنْ رَكِبَهَا نَجَا وَمَنْ تَخَلَّفَ عَنْهَا غَرِقَ

“Perumpamaan Ahlul baitku seperti kapal nabi Nuh, barangsiapa yang menaikinya maka dia akan selamat dan barangsiapa yang enggan maka dia akan tenggelam (binasa).”

Setelah kita mengetahui bahwa riwayat hadits ini dari jalur Ibnu ‘Abbas adalah lemah dikarenakan di dalam sanadnya terdapat dua orang perowi yang bermasalah yaitu Al Hasan bin Abi Ja’far dan gurunya Abush Shahba’, kita juga telah mengetahui pernyataan para ulama hadits tentang mereka berdua.

Maka dalam kesempatana kali ini kita akan membahas kembali hadits ini dari jalur shahabat Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma.



Para pembaca yang dirahmati Allah, perlu diketahui bahwa hadits ini tidak diriwayatkan oleh para periwayat hadits terkemuka seperti Al Bukhari, Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa’I, Ibnu Majah dan yang lainnya. Yang menyebabkan mereka enggan meriwayatkan dan memasukkan hadits ini ke dalam kitab-kitab mereka adalah cacat yang terdapat di dalam sanadnya terlalu parah, sehingga tidak mungkin lagi untuk menaikkan derajatnya ketingkatan hasan atau shahih. Wallahu a’lam



2. Hadits Abdullah bin zubair

Diriwayatkan dari jalur Abdullah bin Lahi’ah dari Abul Aswad dari ‘Amir bin Abdillah bin Zubair dari ayahnya (Abdullah bin Zubair). Dikeluarkan oleh Al Bazzar (2612).

Di dalam sanad ini terdapat perawi yang bermasalah yaitu Abdullah bin Lahi’ah rahimahullah.

Para ulama sepakat bahwa Ibnu Lahi’ah tidak diterima riwayatnya kecuali jika yang meriwayatkan darinya adalah Abdullah bin Mubarak, Abdullah bin Wahab, Abdullah bin Yazid Al Muqri’ dan Qutaibah bin Sa’id, karena mereka semua meriwayatkan dari Ibnu Lahi’ah sebelum hafalannya berubah.





pernyataan ulama’ hadits tentang Abdullah bin lahi’ah

Nama lengkanya adalah Abdullah bin Lahi’ah bin ‘Uqbah bin Fur’an bin Rabi’ah bin Tsauban Al Hadhrami, Abu ‘Abdirrahman ada juga yang mengatakan Abu An Nadhr Al Mishri Al Faqih Al Qadhi. (Tahdzibul Kamil dan Tahdzibut Tahdzib)



Berkata ‘Abdurrahman bin Mahdi: “Saya tidak akan meriwayatkan darinya sedikit ataupun banyak.” (Tahdzibul Kamal)

Berkata Muhammad bin Al Mutsanna: “Aku sama sekali tidak pernah mendengar ‘Abdurrahman bin Mahdi meriwayatkan hadits darinya.” (Tahdzibul Kamal)

Berkata Ahmad bin Hanbal: “Hadits Ibnu Lahi’ah tidak dapat dijadikan hujjah.” (Tahdzibul Kamal dan Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Abu Daud: Aku mendengar Qutaibah berkata: “Kami tidak menulis haditsnya Ibnu Lahi’ah.” (Tahdzibul Kamal)

Berkata Al Maimuni dari Ahmad dari Ishaq bin Isa: ” kitab-kitabnya terbakar pada tahun 69 dan meninggal pada tahun 73 atau 74 H.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Al Bukhari dari Yahya bin Bukair: “Kitab-kitab Ibnu Lahi’ah terbakar pada tahun 170.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Al Bukhari: “Yahya bin sa’id meninggalkannya.”

Berkata Ibnu Khuzaimah di dalam Shahihnya: “Adapun Ibnu Lahi’ah, aku tidak meriwayatkan haditsnya didalam kitabku ini jika dia bersendirian, hanyasaja aku meriwayatkan haditsnya karena dikuatkan dengan riwayat Jabir bin Isma’il.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Abdul Ghani bin Sa’id Al Azdi: “Jika yang meriwayatkan darinya adalah Al-Abadilah maka riwayatnya shahih, yaitu: Abdullah bin Mubarak, Abdullah bin Wahb dan Abdullah bin Yazid Al Muqri’.” (Tahdzibut Tahdzib). Pernyataan senada juga disebutkan As Saaji dan selainnya.

Berkata ‘Abdul Karim bin ‘Abdurrahman An Nasa’i: “Tidak kuat” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Ibnu Ma’in: “Dia perowi dha’if, tidak boleh dijadikan hujjah, jika memang ingin meriwayatkan darinya hendaklah menggunakan haddatsana.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Al Khathib: “Disebabkan dia bermudah-mudahan (dalam mengambil hadits) banyak riwayatnya yang munkar.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Ma’usd dari Al Hakim: “Dia tidak sengaja berdusta, hanyasaja dia selalu salah ketika meriwayatkan dari hafalannya setelah kitab-kitabnya terbakar.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Al Jaujazani: “Tidak sepantasnya berhujjah dengan haditsnya dan jangan tertipu dengan riwayat-riwayatnya.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Ibnu Abi Hatim: Aku bertanya kepada Ayahku (Abu Hatim) dan Abu Zur’ah tentang Ifriqi dan Ibnu Lahi’ah, mana yang lebih kamu suka? Mereka berdua menjawab: “Keduanya sama-sama lemah, Ibnu Lahi’ah hafalannya goncang, haditsnya boleh ditulis“. Aku bertanya lagi: Apabila yang meriwayatkan dari Ibnu Lahi’ah adalah Ibnu Mubarak apakah Ibnu Lahi’ah boleh dijadikan hujjah? Dia menjawab: “Tidak”. Berkata Abu Zur’ah: “Dia tidak dhabth (tidak kuat hafalannya) (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Imam Muslim di dalam Al Kuna: “‘Abdurrahman bin Mahdi, Yahya bin Sa’id dan Waki’ meninggalkannya” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Muhammad bin Sa’ad: “Dia Dha’if, siapa yang meriwayatkan darinya sebelum berubah hafalannya lebih baik dari yang meriwayatkan darinya setelah berubah.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Ibnu Hibban: “…, maka wajib untuk tidak berhujjah dengan riwayat-riwayatnya yang terakhir selelah kitab-kitabnya terbakar karena dia sering meriwayatkan hadits yang bukan haditsnya.” (Tahdzibut Tahdzib)

Berkata Abu Ja’far Ath Thabari didalam “Tahdzibul Atsar”: “Berubah hafalannya di akhir hayatnya.”



tanbih

Imam muslim memang meriwayatkan dari Ibnu Lahi’ah akan tetapi ditemani dengan riwayatnya Amru bin Al Harits demikian pula Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah.

Adapun Imam Al Bukhari juga meriwayatkan dari Ibnu Lahi’ah akan tetapi melalui jalur Abdullah bin Yazid Al Muqri’ dan telah kita ketahui bersama bahwa riwayatnya diterima.

* * *

Demikianlah keadaan sanad hadits diatas yang diriwayatkan melalui jalur shahabat Abdullah bin Zubair radhiallahu ‘anhuma, semoga apa yang kami paparkan diatas dapat menambah wawasan atas lemahnya hadits andalan syi’ah hadanallahu wa iyyahum diatas.



Insya Allah pada edisi mendatang kita akan melanjutkan pembahasan hadits ini dari jalur yang lainnya…… barakallahu fiikum





http://haulasyiah.wordpress.com/2007/08/31/hadits-perumpamaan-ahlul-baitku-seperti-kapal-nabi-nuh%E2%80%A6bagian-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar