Permintaan ini karena perayaan tersebut tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Kami berharap umat muslim tidak merayakan pada `Valentine`s Day` atau `hari kasih sayang`, karena mengundang kemaksiatan dan itu budaya luar,” kata Sekertaris MUI Kabupaten Lebak KH Baidjuri di Rangkasbitung, Jumat.
Ia mengatakan, biasanya perayaan “Valentine`s Day” selalu dengan hura-hura dan bersenang-senang antara laki-laki dan wanita.
Mereka saling kasih sayang dengan berlainan jenis, sehingga mengundang pergaulan bebas seks.
Selain itu juga merayakan `Valentine`s Day` dengan pesta minum-minuman.
Karena itu, MUI secara resmi melarang umat muslim merayakan “Valentine`s Day” dengan alasan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
“Saya kira `hari kasih sayang` itu tidak tertutup kemungkinan mengundang kemaksiatan. Dan, itu bukan budaya Islam,” katanya.
Ia mengimbau para orangtua dari keluarga muslim agar memberikan pengertian mengenai `Valentine’s Day` kepada anak-anaknya, sehingga mereka tidak turut merayakannya.
Sebab `Valentine`s Day` merupakan budaya luar yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Disamping itu perayaan kasih sayang sangat identik kebebasan dengan hura-hura dan bersenang-senang bagi kalangan remaja.
“Kami minta anak-anak remaja tidak ikut-ikutan dengan budaya luar itu,” katanya.
Menurut dia, sebetulnya dulu perayaan `Valentine`s Day` mencari orang-orang yang terpuruk dalam ekonomi atau kelaparan, lalu menemui kasih dengan menerima bantuan sambil perasaan kasih sayang.
Namun, kata dia, sekarang `Valentine`s Day` disalahartikan dengan cinta kasih kasih mengarah pergaulan bebas seks dan minum-minuman.
“Kami minta masyarakat jangan mengikuti `Valentine`s Day` dan lebih baik mengikuti budaya yang sesuai dengan agama Islam, yakni tuntutan Alquran dan hadist. Karena itu, MUI Lebak mengharamkan umat muslim yang merayakan `Valentine`s Day`nya,” katanya. (ANTARA/Suryanto)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar