Rabu, 08 Februari 2012

Sebab-sebab Munculnya Terorisme (Sebab 7-10)

Sebab Ketujuh : Tersebarnya buku-buku yang memuat ideologi terorisme.

Perlu diketahui bahwa para penganut pemikiran menyimpang sangat antusias untuk melariskan pemikiran dan racun mereka dalam segala kesempatan. Dan penulisan buku-buku agama termasuk sarana yang sangat mereka manfaatkan dalam hal tersebut, walaupun kami perlu ingatkan bahwa buku-buku para ulama kita yang terdahulu lebih dari cukup untuk menjelaskan segala titik masalah agama yang pasti dibutuhkan oleh manusia. Juga harus kita akui bahwa pemahaman keliru yang terdapat dalam sebuah buku kadang bersumber dari kesalahan pribadi dari sang penulis tanpa ada maksud jelek dari sang penulis tersebut. Namun kebenaranlah yang harus diucapkan dan diterima, dan kebatilan harus ditolak, siapapun pembawanya, setelah nampak dari nash-nash syari’at akan kebatilan dan kesalahannya.

Berikut ini, kami akan menyebutkan sejumlah penulis buku-buku yang sangat berbahaya. dan tentunya kami tidak mungkin dapat menyebutkan seluruhnya, karena hal tersebut butuh penelitian yang lebih detail. Tapi cukuplah di sini kami sebutkan sejumlah okoh-tokoh yang merupakan rujukan para teroris.
Buku-buku Sayyid Quthub. Dan mungkin telah jelas dari keterangan-keterangan yang telah lalu bahwa Sayyid termasuk sumber terorisme pada zaman ini. Diantara buku-bukunya yang sangat berbahaya adalah : Kitab tafsirnya Fii Zhilâlil Qur`ân yang telah dicetak dan diterjemah dalam edisi lux dengan berbahasa Indonesia, Kutubun wa Syakhshiyâtun, Al-‘Adâlah Al-Ijtimâ’iyyah, Ma’âlim Fit Thorîq dan lain-lainnya.
Buku-buku Abul A’la Al-Maududi.
Buku-buku Hasan Al-Bannâ.
Buku-buku Sa’id Hawwâ.
Buku-buku At-Tilmisâny.
Buku-buku Hasan At-Turâby.
Buku-buku Ahmad Muhammad Ar-Rasyid (nama haraki dan bukan nama aslinya).
Buku-buku Muhammad Quthub.
Buku-buku Abu Muhammad Al-Maqdasy.
Buku-buku Abu Qotadah Al-Filisthiny.
Buku-buku, kaset dan selebaran Muhammad Surur dan para pengekornya seperti Salman Al-‘Audah, Safar Al-Hawâly, ‘Âidh Al-Qarny, Nâshir Al-‘Umar dan lain-lainnya.
Ceramah-ceramah, surat-surat dan seruan Usamah bin Lâdin.

Sebab Kedelapan : Mengikuti semangat belaka.

Punya semangat dalam membela agama Allah dan marah ketika melihat pelanggaran terhadap perintah dan larangan Allah adalah suatu hal yang terpuji dalam syari’at. Namun hal tersebut terpuji bila semangatnya disertai dengan hikmah, fiqih dan ilmu agama yang mendalam serta memperhatikan seluruh kaidah-kaidah syari’at dalam mempertimbangkan mashlahat dan mafsadat.

Adapun sekedar semangat belaka tanpa disertai dengan hal-hal yang tersebut di atas atau sebagian darinya, maka hal tersebut akan mengantar kepada perbuatan ekstrim, perusakan dan terorisme. Dan semangat yang seperti ini tidak akan membawa kebaikan untuk kaum muslimin dalam perkara dunia maupun perkara agama mereka.

Sebab Kesembilan : Makar musuh-musuh Islam.

Permusuhan antara yang haq dan yang batil adalah suatu hal yang telah berlangsung dari dahulu, dan terus berlanjut hingga akhir zaman. Hal tersebut telah disebutkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dalam berbagai ayat. Diantaranya adalah firman Allah Subhânahu wa Ta’âlâ,

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kalian hingga kalian mengikuti agama mereka.” (QS. Al-Baqarah : 120)

“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kalian sampai mereka (dapat) mengembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran).” (QS. Al-Baqarah : 217)

Dan tidak diragukan bahwa musuh-musuh agama memiliki andil yang sangat besar dalam memunculkan terorisme, memberi contoh, mendidik, dan memanfaatkan sebahagian orang untuk melakukan aksi-aksi terorisme tersebut. Dan telah terbukti pada sebagian negara yang padanya terjadi peledakan, setelah diusut, ternyata pelaku adalah orang yang dibayar oleh Amerika.

Sebab Kesepuluh : Tidak diterapkannya hukum Allah pada kebanyakan negeri Islam.

Allah telah menciptakan makhluk dengan hikmah agar mereka beribadah kepada Allah,

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzâriyât : 56)

Dan Allah memerintahkan makhluk-Nya untuk menegakkan agama-Nya dan menjalankan syari’at-Nya,

“Kemudian Kami jadikan kalian berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kalian ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” (QS. Al-Jâtsiah : 18)

Dan termasuk konsekwensi ibadah dan komitmen mengikuti syari’at adalah tunduk dalam beribadah kepada-Nya dan berserah diri kepada hukum dan ketentuannya,

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (QS. Al-Ahzâb : 36)

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ yang menciptakan langit dan bumi, manusia dan seluruh makhluk yang ada padanya. Maka tentunya Allah jualah yang lebih mengetahui alternatif yang terbaik bagi mereka dalam mengarungi samudra kehidupannya.

“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu nampakkan dan rahasiakan); padahal Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?.” (QS. Al-Mulk : 14)

Dan Allah Jalla Jalâluhu tidak meridhoi hukum bagi manusia kecuali hukum-Nya,

“Maka demi Rabb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” (QS.An-Nisâ` : 65)

Maka tidaklah diragukan lagi, bahwa pada saat manusia menjadikan selain hukum Allah sebagai pedoman, akan terjadi berbagai kerusakan dan malapetaka bagi manusia dan akan menyeret manusia untuk melakukan sikap ekstrim dan melampaui batas sehingga wajarlah kalau lahir hal-hal yang tidak terpuji dibelakangnya seperti aksi-aksi terorisme dan selainnya.

http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/sebab-munculnya-terorisme-7.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar