Rabu, 08 Februari 2012

Fatwa-fatwa Seputar Peristiwa 11 September 2001 (3)

Fatwa Syaikh Ahmad An-Najmy

Demikian nukilan fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Azîz Âlu Asy-Syaikh dan Syaikh Shôlih Al-Luhaidân. Bersamaan dengan jelasnya fatwa tersebut beserta dalil-dalilnya, ternyata masih ada juga orang-orang yang bodoh lagi mengikuti hawa nafsu tatkala melihat fatwa itu menyelisihi hawa nafsunya, maka ia mengucapkan kalimat-kalimat yang hanya menunjukkan kebodohannya.

Hal tersebut ditanyakan kepada guru kami, Syaikh Ahmad An-Najmy, Mufty Saudi Arabia bagian Utara. Berikut ini nash pertanyaan yang diajukan kepada beliau dan jawabannya kami nukil dari kaset terekam.

Pertanyaan :

“Bagaimana pendapat anda Syaikh mengenai orang yang melampaui batas terhadap yang mulia Mufti Ad-Diyâr (Mufti Umum Saudi Arabiyah Syaikh ’Abdul ’Azîs,-pent.) dan Ketua Mahkamah Agung (Syaikh Sholih Al-Luhaidân,-pent.) dalam fatwa mereka yang terakhir menyangkut kejadian-kejadian (yang terjadi di Amerika,-pent.) dan dia berkata : “Ini adalah fatwa ‘âthifiyah (mengikuti perasaan).”

Syaikh Ahmad menjawab :

الْحَمْدُ للهِ وَ الصَّلاَة ُوَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. وَبَعْدُ :

“Sungguh mereka itu (orang yang berkomentar tersebut) adalah orang-orang yang bodoh, andaikata mereka adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran dan melihat bahwa di dalam fatwa ini (fatwa Syaikh ‘Abdul ‘Azîz dan Syaikh Al-Luhaidân) ada penyelisihan terhadap dalil, maka mereka akan menghubungi beliau berdua dan berkata : “Sesungguhnya dalil mengharuskan begini.” Akan tetapi mereka itu hanyalah orang-orang yang tergiring oleh hizbiyyah dan tergiring untuk mengikuti apa-apa yang ditetapkan oleh pimpinan-pimpinan mereka. Dan perkataan mereka ini adalah perkataan batil. Dan (hak untuk) berfatwa itu bukanlah milik setiap orang. Ia hanya untuk ahlinya yang dikhususkan untuk berfatwa dan dikenal dengannya dan telah bergelut padanya dalam jangka waktu yang panjang dan mereka (para ahli fatwa) merujuk dan mengetahui dalil dari tempatnya. Adapun mereka, tidaklah ada yang mereka miliki kecuali ta’ashshub (fanatisme) dan perkataan yang diungkapkan tanpa dalil dan (tanpa) sesuatu yang dijadikan sandaran dalam kebenaran.”

http://jihadbukankenistaan.com/terorisme/fatwa-fatwa-seputar-peristiwa-11-september-2001-3.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar