Rabu, 08 Februari 2012

KAJIAN ILMIYAH TENTANG KEDUA ORANG TUA NABI (menjawab syubuhat syi’ah 1)

1. Berkata Al Imam An Nawawi ketika menjelaskan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam : “Sesungguhnya ayahku dan ayahmu di neraka”, Di dalam hadits ini terdapat faidah bahwa siapa yang mati di atas kekafiran maka dia di neraka dan tidak akan bermanfaat baginya kerabat dekat.”

2. Al Imam Al Baihaqi berkata di dalam kitabnya “Dalailun Nubuwah” (1/192-193) setelah menyebutkan sejumlah hadits yang menjelaskan bahwa kedua orang tua Nabi di neraka: “Bagaimana mungkin keduanya tidak mendapatkan sifat yang demikian di akhirat, sedang mereka menyembah patung-patung sampai mereka mati, dan tidak beragama dengan apa yang dibawa oleh Nabi Isa alaihi salam, …………”.

Dan beliau berkata juga didalam “As Sunanul Kubro” (7/190): “Kedua orang tua beliau adalah Musyrik” kemudian beliau menyebutkan dalil-dalilnya.



Masih banyak lagi pernyataan para ulama yang senada, bahkan Al Imam ‘Ali Al Qori menukilkan kesepakatan ulama atas perkara tersebut.



Lalu bagaimana dengan sangkaan kaum syi’ah yang menyatakan bahwa kedua orang Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mukmin?

Memang disana terdapat hadits-hadits yang menguatkan pendapat mereka itu, akan tetapi sayang sungguh disayang, bahwa hadits-hadits tersebut sebagiannya lemah, sebagiannya lagi palsu, baik ditinjau dari rangkaian para periwayat haditsnya atau ditinjau dari kandungan haditsnya -yang insya Allah kita akan bahas satu persatu hadits-hadits yang mereka jadikan sandaran tersebut-. Semoga Allah memberikan kepada kita semua petunjuk untuk selalu berada di atas jalan yang lurus ini, amin ya Rabbal ‘alamin.

Hujjah mereka:

1. Bahwa kedua orang tua nabi memang mati dalam keadaan kafir akan tetapi Allah akan menghidupkannya kembali untuk kemudian beriman kepada beliau shalallahu ‘alaihi wasallam. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu Syahin dari A’isyah radhiallahu ‘anha: ……. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Aku pergi ke kubur ibuku, kemudian aku memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali agar dia beriman kepadaku. Maka Allah Azza Wajalla mengabulkannya.”



Kedudukan hadits

Para ulama ahlul hadits sepakat bahwa hadits ini lemah.

1. Berkata Ibnu Katsir: “Sesungguhnya hadits tersebut adalah munkar dan para perowinya tidak dikenal”, beliau juga berkata didalam tafsirnya (1/167): Dan hadits yang diriwayatkan berkaitan dengan hidupnya kedua orang tua Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tidak terdapat di dalam kitab yang enam dan tidak pula pada selainnya, dan sanadnya (rangkaian para perowinya) lemah. Wallahu ‘alam

2. Berkata Al Imam As Suhaili di dalam “Ar Raudhul Anf” (1/194): “(hadits tersebut diriwayatkan) dengan sanad yang di dalamnya terdapat para perowi yang tidak dikenal.”

3. berkata Al Hafidz Ibnu Dihyah sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Katsir: “Sesungguhnya hadits ini palsu, menyelisihi Al Qur’an dan kesepakatan, Allah berfirman: “Dan tidak pula orang-orang yang mati dalam keadaan kafir“. -Selesai ucapan beliau-. Maksudnya adalah: Bahwa taubat tidak akan diterima dari orang yang telah mati dalam keadaan kafir.

Walhasil, bahwa tidak ada satu haditspun yang sah yang menjelaskan bahwa kedua orang tua nabi akan dihidupkan kembali. Adapun mereka berhujjah bahwa Allah Maha mampu untuk menghidupkannya. Maka tidak ada yang meragukan hal itu, akan tetapi pembicaraan kita adalah sebatas keabsahan hadits diatas. Agar kita dapat beragama berlandaskan hujjah dari Al Qur’an dengan penjelasan dari Nabi, dan tidak beragama dengan kemungkinan-kemungkinan…

Masih banyak syubuhat-syubuhat kaum syi’ah yang lainnya, insya Allah akan kita bongkar satu persatu….

Wallahu Ta’ala A’la wa ‘alam bish shawab.

http://haulasyiah.wordpress.com/2007/07/08/kedua-orang-tua-nabi-mati-musyrik-menjawab-syubuhat-syiah-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar